HAMBATAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK PEREMPUAN DI GHANA
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tradisi merupakan salah satu aspek kebudayaan yang dilestarikan dan diwariskan secara turun-temurun. Tradisi juga dikenal sebagai suatu konsep yang mendefinisikan jati diri dan keunikan suatu masyarakat, sekaligus menjadi sumber rasa aman. Tradisi dipuji, diagungkan, dan dikaitkan dengan sesuatu yang baik dalam suatu adat atau daerah tertentu dan dianggap sakral. Namun di Ghana ada tradisi yang disebut tradisi Trokosi. Tradisi ini juga merupakan siklus eksploitasi seksual yang tidak dapat diputus oleh masyarakat. Berbagai upaya perlindungan telah dilakukan oleh Pemerintah Ghana, INGOs, bahkan organisasi masyarakat lokal, namun tradisi tersebut masih terus dilakukan hingga saat ini. Dengan menggunakan konsep feminisme, penelitian ini ingin menganalisis hambatan upaya perlindungan anak perempuan korban tradisi Trokosi di Ghana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian atau analisis dari pihak lain yang terlibat langsung berupa berita, jurnal, dan buku. Dengan perspektif feminis radikal, penulis menemukan bahwa budaya patriarki yang mengakar telah memperkuat tradisi trokosi sebagai faktor utama penghambat perlindungan anak perempuan di Ghana.